top of page
Writer's picturegunungyuk

5 Tips Menghadapi Pantangan Mendaki Gunung


Setiap gunung yang didaki pasti hamper dari semuanya memiliki pantangan yang berbeda-beda. Pantangannya macam-macam, biasanya dari mulut ke mulut orang yang pernah mendaki dan ada juga dari peraturan yang didapatkan dari basecamp pendakian dalam bentuk papan berukuran besar agar bisa dibaca secara jelas oleh pendaki.

Masing-masing gunung memang memiliki legenda dan mitosnya masing-masing. Seperti contohnya di Gunung Lawu terdapat larangan mengenakan kain sutera berwarna hijau jika ingin mendaki, juga larangan bagi wanita yang sedang haid agar tidak melakukan pendakian. Larangan ini nyatanya cukup ampuh meruntuhkan niat seorang kawan yang hendak mendaki.


Contohnya saja di Gunung Lawu, ketika ada seorang pendaki perempuan dikasih tahu larangan tidak boleh mendaki saat kedatangan tamu bulanan, akhirnya dia membatalkan niatnya mendaki. Di Gunung Sumbing, pendaki tidak boleh buang air besar ataupun buang air kecil di kawasan Watu Kotak. Begitupun di Gunung Ungaran yang mitosnya tidak boleh menyombongkan diri karena bisa-bisa disesatkan jalannya, dan masih banyak lagi pantangan di setiap gunung.


Lalu, apakah penting bagi kita untuk mengikuti dan mentaati pantangan-pantangan tersebut. Banyak orang yang tak percaya. Namun, ada juga yang percaya betul pada apa yang menjadi mitos di sebuah gunung. Tentu saja bukan tanpa alasan pantangan ini dibuat oleh Akan lebih baik dan bijak jika kita perhatikan setiap pantangan yang ada.

  1. Baca dan Pahami Maknanya Jika di basecamp pendakian sudah tertera tulisan mengenai pantangan yang ada, jangan lupa selalu menyempatkan untuk membacanya. Mencoba untuk memahami setiap pantangan yang ada. Jangan tak segan bertanya pada teman pendakian jika masih tidak paham atau ragu, jangan takut dianggap kolot dan sebagainya karena ini demi keselamatan, baik diri sendiri atau kelompok. Meski tidak percaya pada hal-hal seperti ini, jangan pernah mengutarakan secara terang-terangan, apalagi dengan menghina pantangan di gunung tersebut.

  2. Ingat dan lakukan Jangan melupakan begitu saja apa yang sudah dibaca, sebisa mungkin mengingatnya. Berusahalah melakukan apa yang menjadi wejangan selama mendaki untuk menghindari sesuatu yang negatif. Misalnya ketika ada pantangan yang menyatakan bahwa kita tidak boleh buang air di tempat tertentu, maka kita harus memilih untuk buang air di tempat lain dengan mengucap salam terlebih dahulu.

  3. Perbanyak diri dengan pikiran positif dan kata-kata yang baik Selama mendaki, usahakan untuk selalu mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif. Jauhkan lisan dari kata-kata kotor dan tidak sopan. Gunung memang sarat akan hal mistik, untuk itu kita tidak tahu apakah kata-kata kotor yang kita lontarkan akan berefek negatif atau tidak. Untuk itu lebih baik memilih untuk mengucapkan kata-kata yang baik saja saat mendaki.

  4. Menjaga sopan santun dan tingkah laku Jangankan di gunung, di tempat asing pun kita harus melakukannya. Menjaga sopan santun dan tingkah laku adalah wujud rasa segan kita pada tempat atau orang yang kita datangi. Dengan menjaga sikap, paling tidak kita bisa membatasi diri dari perbuatan yang dilarang.

  5. Dekatkan diri pada Tuhan Gunung memang tempat yang asyik untuk menghabiskan waktu liburan, tapi gunung juga terkenal sebagai tempat yang memiliki banyak sekali kemistisan. Jangan lupa untuk mendekatkan diri pada Tuhan, tidak lupa berdoa sebelum maupun saat mendaki. Pantangan ini dibuat agar para pendaki tidak berperilaku buruk selama mendaki, juga menjauhkan kita dari pribadi yang tidak baik. Menjaga lisan, tingkah laku, serta menghormati adat kehidupan setempat. Bukankah itu semua bertujuan baik untuk pribadi kita masing-masing? Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Dimana gunung didaki, disitu aturan dijunjung tinggi. Selamat mendaki teman-teman. Baca juga :10 Hal yang Perlu diingat Sebelum Naik Gunung


Penulis : Septi Nurul Hidayati

24 views0 comments

Comments


bottom of page