Sebelum munculnya era media sosial, para pendaki yang melakukan pendakian ke gunung dapat dihitung dengan jari, namun ketika memasuki era media sosial terutama pada tahun 2012 dimana angka para pendaki gunung cukup melonjak, mungkin disebabkan oleh pengaruh film bioskop? vlogger petualang? atau bahkan dari media sosial yang memiliki eksistensi tinggi.
Media sosial yang berkembang pesat menjadikan media sosial sebagai gambaran dari diri kita, tentu kita mau dikenal baik bukan? demi eksistensi diri yang baik segala upaya dilakukan. namun terlalu banyak bermain media sosial memiliki dampak buruk terhadap mental karena dapat menyebabkan tujuan dalam mendaki menjadi berbeda, yaitu demi eksistensi diri bukan untuk menikmati keindahan alam sehingga kita sendiri lupa untuk menjaga lingkungan di sekitar.
Tren pendakian ternyata memiliki dampak yang buruk, yaitu menambahnya limbah sampah yang begitu banyak, sampah tersebut dibuang oleh orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab, dan sampah tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengurai, mari kita sadar diri akan hal itu karena akan merusak ekosistem karena gunung adalah penumpang hidup manusia, tanpa gunung dan pepohonan tidak akan ada air bersih untuk kita.
Mulailah menjadi pendaki gunung yang dapat menghargai ciptaan tuhan, mulailah menjaga dan peduli terhadap alam disekitar kita demi kehidupan yang lebih baik, jangan hanya mengutamakan eksistensi diri dan memiliki tujuan yang salah dalam mendaki gunung
Penulis : Rafie Trisnadi
Comments