Merbabu adalah gunung dengan pemandangan terindah kata kebanyakan pendaki. Aku tak percaya sampai akhirnya pada bulan agustus 2017 memutuskan berangkat membuktikan keindahan gunung merbabu. Libur semester genap yang panjang menjadi pilihanku bersama 2 temanku untuk mendaki gunung merbabu. Kami bersama mempersiapkan tiket perjalanan, barang kelompok, dan fisik kami masing-masing. Lalu akhirnya kami berangkat dengan kereta menuju Semarang. Sesampainya, kami sewa bersama mobil untuk menuju posko pendakian gunung merbabu melewati jalur Cuntel.
Kami menyempatkan makan siang sesampainya di posko itu sembari mengurus surat izin untuk pendakian. Setelah ada briefing dari pihak pengelola gunung merbabu, kami memulai pendakian gunung merbabu. Perjalanan menuju puncak gunung merbabu terasa tidak terlalu berat jika dilihat dari sisi jumlah orang. Kami hanya bertiga, kemungkinan permintaan istirahat hanya ada dari 3 orang, tidak lebih. Tapi dari sisi jalur pendakian yang kami pilih rasanya menemukan rasa penyesalan, karena setelah bertemu dengan beberapa pendaki yang turun melewati jalur kami mengatakan ini adalah jalur yang paling esktrim treknya.
Kami menghela nafas sejenak menyesali keputusan pemilihan jalur pendakian. Tak apa, kami mencoba ikhlas dan meneruskan pendakian kami menuju puncak gunung merbabu. Belum sampai puncak gunung merbabu saja, aku sudah mengiyakan apa yang pendaki lain katakan kalau gunung merbabu adalah gunung dengan pemandangan terbaik. Perjalanan kami dipenuhi dengan takjub kagum akan keindahan gunung merbabu dan diselingi dengan mengabadikan perjalanan kami.
Hari semakin gelap, pendakian terasa berat setelah kami hampir sampai ke pos menara. Pos menara adalah pos yang biasa dijadikan camping ground bagi pendaki yang melewati jalur cuntel. Trek pendakian menuju pos menara memiliki kemiringan yang membuat siapapun yang melewatinya akan menguras tenaga lebih. Akupun setiap 5 langkah harus berhenti dan menghela nafas, lalu melanjutkan langkahku terus menuju pos menara. Sesampainya di pos menara, kami membangun tenda, dan membuat makan malam, lalu dilanjut menyusun rencana untuk besok pagi mengejar sunrise, setelah itu kamipun tidur.
Jam 5 pagi ku terbangun karena dinginnya sangat menusuk, lalu aku memutuskan untuk mempersiapkan sarapan sebelum melanjutkan ke puncak gunung merbabu sembari menghangatkan tangan di sela-sela kompor masak. Tak lama setelah itu, 2 kawanku terbangun dan kami sarapan bersama, lalu bersiap tuk bergegas menuju puncak gunung merbabu. Barang-barang kami tinggal di tenda, kami hanya membawa kompor, air, dan kopi untuk kami seduh di atas nanti. Perjalanan menuju puncak gunung merbabu kami mulai
Kami terhitung terlambat rasanya memulai pendakian menuju puncak gunung merbabu pukul setengah 7 pagi, tapi mau dikatakan apalagi, sudah terlanjur. Kami sesekali berhenti untuk beristirahat selama pendakian ke puncak. Benar kata pendaki yang turun kemarin, ini memang jalur yang sangat ekstrim. Tinggi rendahnya yang harus kami tapaki berbeda-beda, paling tinggi selutut orang dewasa. Ditambah beberapa bagian harus kami lewati menggunakan bantuan tali agar sampai ke atasnya. Jalan berliuk-liuk, naik turun bukit, membuat perjalanan kami semakin lama.
Hampir 2 jam kami dari pos menara tempat kami bermalam untuk sampai ke puncak gunung merbabu. Sesampainya di puncak, kami menghela nafas sejenak, duduk diam seribu bahasa. Lagi-lagi benar kata kebanyakan pendaki, merbabu adalah gunung dengan pemandangan terbaik walaupun kami menggunakan jalur yang ekstrim kata salah satu pendaki kemarin. Kami duduk manis sambil menyeduh kopi. Matahari begitu terik di puncak gunung merbabu, tapi terpaan anginnya dingin menerpa kami yang sedang menikmati kopi sambil menikmati pemandangan. Di hadapan kami terlihat gunung merapi yang begitu gagah. Awan putih terlihat dari tempat kami. Begitu indahnya memang gunung merbabu ini.
Panas terik matahari memaksa kami untuk kembali ke pos menara, tempat kami bermalam. Sesampainya di pos menara, kami bertemu pendaki luar negeri yang baru saja sampai di pos menara. Mereka setuju bahwa gunung merbabu adalah gunung dengan pemandangan terbaik. Kami melanjutkan mempersiapkan makan siang. Kami sudah menahan lapar sejak turun dari puncak tadi. Seselasainya makan siang, kami beberes tenda dan mengumpulkan yang kami hasilkan selama di pos menara, lalu dilanjut turun ke basecampe awal kami.
Tak butuh waktu lama untuk sampai di basecamp awal kami memulai pendakian. Kami bermalam di basecamp karena kehabisan tiket untuk kembali ke Jakarta untuk hari itu. esoknya, kami pulang dengan membeli tiket kereta langsung di stasiun. Sesampainya di rumah masing-masing, kami bertigas sepakat bahwa gunung merbabu adalah gunung dengan pemandangan terbaik di Indonesia.
Comments