Saat ini dunia petualangan mendaki gunung tak hanya digandrungi kaum lelaki saja, perempuan pun semakin banyak yang menyukai kegiatan ini. Bahkan, sampai ada seloroh di kalangan pendaki, “Dahulu pendaki gondrong itu menyeramkan, sekarang pendaki gondrong cantik-cantik.” Maksudnya dahulu pendaki gondrong umumnya laki-laki, sekarang wanita.
Kita lihat saja di media sosial Instagram. Bukan hal aneh banyak kita jumpai foto-foto eksis perempuan berada di puncak gunung, berlatar pemandangan pegunungan, di tenda, atau membawa ransel yang berukuran besar. Namuan sebagaimana kodrat perempuan, yang tak bisa dihindari adalah menstrusai. Apa jadinya jika perempuan mengalami menstruasi tapi ingin mendaki, apakah diperbolehkan?
Pertanyaan yang muncul adalah Mitos atau Fakta Kalau Lagi Menstruasi itu mendaki gunung. Banyak yang mengatakan wanita yang mengalami menstruasi atau haid dilarang mendaki karena hal-hal yang berkaitan dengan mistis, seperti mudah kesurupan. Tapi sebelum kita mempercayai hal tersebut, mari kita pahami bagaimana kondisi perempuan saat menstruasi. Dan apakah kondisi tersebut baik untuk mendaki gunung?
Saat mengalami menstruasi perempuan akan mudah lelah, lemas dan pusing dikarenakan tubuh kehilangan sebagian zat besi. Dinding rahim yang meluruhkan darah pun akan melemah, sehingga mudah mengalami kram perut dan sakit punggung. Hal ini akan sangat berbahaya jika ia melakukan aktifitas berat seperti mendaki, terlebih jika membawa beban berat. Itu akan menyulitkan dan menyiksa dirinya sendiri.
Quote:
Saat mengalami menstruasi perempuan akan mudah lelah, lemas dan pusing dikarenakan tubuh kehilangan sebagian zat besi. Dinding rahim yang meluruhkan darah pun akan melemah, sehingga mudah mengalami kram perut dan sakit punggung. Hal ini akan sangat berbahaya jika ia melakukan aktifitas berat seperti mendaki, terlebih jika membawa beban berat. Perempuan yang sedang menstruasi harus rajin menjaga kebersihan, terutama area kewanitaan, karena mudah terserang bakteri. Saat mendaki, kadang bisa berhari-hari tidak mandi karena air terbatas. Hal itu yang dikhawatirkan menjadi sumber berkembangnya bakteri.
Selain itu, mood juga akan terpengaruh. Biasanya akan lebih sensitif dan mudah marah. Perempuan yang sedang menstruasi pun harus rajin menjaga kebersihan, terutama kebersihan area kewanitaannya karena mudah terserang bakteri. Saat mendaki, kadang bisa berhari-hari tidak mandi karena air terbatas. Hal itu yang dikhawatirkan menjadi sumber berkembangnya bakteri. Jadi sangat tidak baik perempuan menstruasi mendaki. Tunggulah sampai menstruasinya selesai dan tubuh kembali normal.
Biasanya menstruasi terjadi setiap 4 minggu sekali (masa datang bulan). Meski terkadang ada yang lebih cepat atau lebih lambat. Jika perempuan sudah mengetahui masa datang bulannya, perhitungkanlah waktu pendakian.
Lalu bagaimana jika menstruasi terlanjur terjadi saat mendaki?
Jika sudah terlanjur menstruasi saat mendaki alias saat berada di gunung, segeralah istirahat. Hal ini pulalah yang membuat perempuan harus membawa perlengkapan pribadi tambahan yakni pembalut sebagai jaga-jaga.
Lepaskan barang bawaan yang memiliki beban. Mintalah teman seperjalanan untuk membawa perlengkapan. Namun jika kamu merasa masih kuat, bawalah sebagian yang bisa kamu bawa. Bersihkan area kewanitaan dan pastikan tidak kotor. Kompres perut dengan air hangat untuk menenangkan perut, jika perlu pijat perlahan ke arah bawah. Minum obat anti-nyeri atau pereda sakit kepala. Perbanyak makan-makanan berprotein, berenergi, dan berzat gizi tinggi. Sampaikan kepada kawan-kawanmu atau pendaki perempuan lain jika ada, bahwa kamu mengalami menstruasi, supaya mereka memahami kondisimu. Jangan sembunyikan.
Sebaiknya jangan lanjutkan pendakian. Istirahat yang cukup dan turunlah setelah tubuh nyaman. Jangan memaksakan tubuh mendaki, demi keamananmu.
Itulah penjelasan mengapa perempuan yang sedang menstruasi jangan mendaki gunung. Hal itu dikarenakan kesehatan, sama sekali bukan karena hal mistis.
Comments